Jumat, 11 Desember 2015

Laporan Pendahuluan Sepsis

LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

 









DI SUSUN OLEH :
FEBRI AYU MENTARI
13202015








POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
PRODI DIV KEPERAWATAN

T.A 2014 / 2015









LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

A.  Pengertian
Sepsis adalah bakteri umum yang masuk ke aliran dalam darah (Donna L. Wong, 2003). Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal didefinisi sebagai infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan (Bobak, 2004).
Sepsis neonatorum adalah semua infeksi bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi hanya pada satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun jarang ditemui. (John, 2009).
Sepsis dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
1.        Sepsis dini: terjadi 7 hari pertama kehidupan.
Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.
2.        Sepsis lanjutan/nosokomial : terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir.
 Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi. (Vietha, 2008)

B.  Etiologi
            Sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan manifestasi klinis seperti septikemia, pneumonia dan miningitis berhubungan dengan imaturitas dari sistem imun dan ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi infeksi. Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.
-   Bakteri escherichia koli
-   Streptococus group B
-   Stophylococus aureus
-   Enterococus
-   Listeria monocytogenes
-   Klepsiella
-   Entererobacter sp
-   Pseudemonas aeruginosa
-   Proteus sp
-   Organisme anaerobik         

Berdasarkan mulai timbulnya gejala klinis, sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :
1.    Early Onset : gejala mulai tampak pada hari-hari pertama kehibupan (rata-rata 48 jam), biasanya infeksi berkaitan dengan faktor ibu (infeksi transplasenta, dari cairan amnion terinfeksi, waktu bayi melewati jalan lahir, dll). Berkembangnya gejala pada early onset pada umumnya sangat cepat dan meningkat menuju septik shock.
2.    Late Onset : Timbul setelah satu minggu pada awal kehidupan neonatus tanpa kelainan perinatal, infeksi didapat dari lingkungan atau dari rumah sakit (nosokomial) sering terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat.

C.  Tanda dan Gejala
Menurut Arief, 2008 tanda dan gejala dari sepsis neonatorum, antara lain:
1.  Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema
2.  Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3.  Saluran nafas: apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis
4.   Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardi
5.   Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
6.   Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan.



D.  Patofisiologi
            Penyakit yang ada pada ibu karena adanya bakteri dan virus pada neonatus (bayi). Kemudian menyebabkan terjadinya infeksi yang menimbulkan sepsis. Faktor infeksi yang mempengaruhi sepsis, antara lain faktor maternal yaitu adanya status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang yang mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun. Kurangnya perawatan prenatal, ketuban pecah dini (KPD), dan prosedur selama persalinan. Faktor Neonatal, pada bayi dengan prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal.
Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir ketiga. Setelah bayi lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun sehingga menyebabkan hipergamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.
Faktor Lingkungan, pada bayi mudah terjadi defisiensi imun yaitu cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena atau arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bis menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda. Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.


Pathways


Description: C:\Users\user\Pictures\index.png





F.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan darah rutin (hb, leuko, trombosit, CT, BT, LED, SGOT, SGPT)
2.      Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
3.      Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat
4.      Mendeteksi organisme.
5.      DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan
6.      Neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
7.      Laju rendah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan adanya perubahan
8.      Inflamasi.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sepsis neonatorum ada tiga tahap yaitu sebagai beikut
1.      Perawatan umum :
    1. Tindakan aseptik dengan cuci kama.
    2. Pertahankan suhu tubuh sekitar 36,5-37ºC.
    3. Jalan napas harus bersih, artinya jangan sampai ada gangguan napas.
    4. Cairan diberikan dengan infus.
    5. Lakukan perawatan bayi dan tali pusat dengan baik.
  1. Medikamentosa :
    1. Beni antibiotik kombinasi.
    2. Evaluasi hasilnya 3-5 hari, bila tidak berhasil, ganti antibiotik.
    3. Uji sensitivitas kuman sehingga antibiotik diberikan dengan tepat.
    4. Antibiotik diberikan perpanjangan selama 7 hari setelah perbaikan secara klinis.
  1. Simtomatik : pengobatan simtomatik diberikan dan sesuai dengan gejala klinisnya (obat penurun panas, obat anti kejang). Transfusi darah sehingga Hb 11g%.
Pemantauan terhadap perawatan pasien adalah sebagai berikut :
1.      Perhatikan keadaan umum, tanda-tanda vitalnya,
2.      Perhatikan keseimbangan nutrisi dan cairan.
3.      Evaluasi gambaran darahnya.
4.      Persiapan alat darurat
Kriteria sembuh adalah keadaan umum membaik, gejala penyakit menghilang dan didukung pemeriksaan laboraturium.

























ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Sybyektif
2. Data Obyektif : Bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantung lambat dan suhu tubuhnya turun-naik, gangguan pernafasan, kejang, jaundice (sakit kuning), muntah, diare,perut kembung


Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data, yang perlu dikaji adalah identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat perawatan antenatal, adanya/tidaknya ketuban pecah dini,partus lama atau sangat cepat (partus presipitatus). Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi, atau tempat lain. Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual (sifilis, herpes klamidia, gonorea, dll). Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksi (mis. Toksoplasmosis,rubeola, toksemia gravidarum, dan amnionitis). Mengkaji tatus sosial ekonomi keluarga.
   Pada pemeriksaan fisik data yang akan ditemukan meliputi letargi (khususnya setelah 24 jam petama), tidak mau minum atau refleks mengisap lemah, regurgitasi, peka rangsang, pucat, berat badan berkurang melebihi penurunan berat badan secara fisiologis, hipertermi/hipotermi, tampak ikterus. Data lain yang mungkin ditemukan adalah hipertermia,pernapasan mendengkur, takipnea, atau apnea, kulit lembab dan dingin, pucat, pengisian kembali kapiler lambat, hipotensi, dehidrasi, sianosis. Gejala traktus gastrointestinal meliputi muntah, distensi abdomen atau diare.


B.  Diagnosa Keperawatan
1.    Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispneu, apneu, takipneu
2.    Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan reflek hisap lemah
3.    Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan status imun



C.  Rencana Tindakan Keperawatan
1.    Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispneu, apneu, takipneu
Tujuan :
-       Nafas efektif
Kriteria hasil :
Indikator
Intervensi
·      Frekuensi pernafasan sesuai yang diharapkan
·      Irama nafas sesuai yang diharapkan
·      Kedalaman inspirasi normal
·      Ekspansi dada simetris
·      Bernafas mudah
·      Tidak terdapat kontraksi dinding dada
·      Tidak didapatkan penggunaan otot-otot tambahan
·      Auskultasi suara nafas sesuai yang diharapkan
a    Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b.    Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi
c.    Berikan bronkodilator bila perlu
d.   Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
e.    Monitor status respirasi dan status O2

Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan








2.    Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reflek hisap yang lemah
Tujuan :
-       Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Indikator
Intervensi
·      Intake zat gizi (nutrient)
·      Intake makanan dan cairan
·      Energi
·      Masa tubuh
·      Berat tubuh
·      Ukuran kebutuhan nutrisi secara biokimia
a.    Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi bayi.
b.    Monitor jumlah nutrisi
c.    BB bayi dalam batas normal
d.   Monitor adanya penurunan berat badan
e.    Monitor turgor kulit               
f.     Monitor pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3.    Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan status imun
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
Indikator
Intervensi
·      Memonitor faktor resiko dari lingkungan
·      Mengembangkan strategi kontrol resiko yang efektif
·      Mengatur strategi pengontrolan resiko yang dibutuhkan
·      Berkomitmen dengan strategi kontrol resiko yang dipilih
·      Mengenali perubahan status kesehatan
·      Memonitor perubahan status kesehatan
Infection control :
a.    Bersihkan setelah dipakai oleh pasien lain
b.    Pertahankan teknik isolasi
c.    Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
d.   Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
e.    Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat
f.     Tingkatkan intake nutrisi
g.  Berikn trapi antibiotic bila prlu

DAFTAR PUSTAKA


·   Arief, M.2008. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: EGC.     
·   Berkow & Beers. 1997. Neonatal Problems : Sepsis Neonatorum. Akses internet di http://debussy.hon.ch/cgi-bin/find?1+submit+sepsis_neonatorum/NET  pada tanggal 30 November 2015.
·   Bobak. 2004. Keperawatn Maternitas, edisi 4.Jakarta: EGC.
·   Vietha.2008.Askep pada Sepsi Neonatorum. Akses internet di  http://viethanurse.wordpress.com/2008/12/01/askep-pada-sepsis-neonatorum/NET pada tanggal 30 November 2015.


1 komentar:

  1. Making Money - The easiest, easiest way to make money from
    With a tipster, you'll also get the opportunity to win big in sports betting. If you have been betting หารายได้เสริม on sports for a while, you'll

    BalasHapus